Sabtu, 17 November 2012

"Penting Untuk di Baca"

Brian Dyson, mantan eksekutif Coca Cola, pernah menyampaikan pidato yang sangat menarik,

"Bayangkan hidup itu seperti pemain akrobat dgn lima bola di udara.
Anda bisa menamai bola itu dengan sebutan:
• Pekerjaan
• Keluarga
• Kesehatan
• Sahabat, dan
• Semangat

Anda semuanya harus menjaga semua bola itu tetap di udara dan jgn sampai ada yang terjatuh.
Kalaupun situasi mengharuskan Anda melepaskan salah satu diantara lima bola tsb, lepaskanlah Pekerjaan karena pekerjaan adalah BOLA KARET.
Pada saat Anda menjatuhkannya, suatu saat ia akan melambung kembali, namun 4 bola lain seperti: Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat adalah BOLA KACA.
Jika Anda menjatuhkannya, akibatnya bisa sangat fatal!
Brian Dyson mencoba mengajak kita hidup secara seimbang.
Pada kenyataannya, kita terlalu menjaga pekerjaan yg adalah bola karet, bahkan kita mengorbankan Keluarga, Kesehatan, Sahabat dan Semangat demi menyelamatkan bola karet tsb.
Demi uang atau pekerjaan, kita mengabaikan keluarga.
Demi meraih sukses dalam pekerjaan, kita jadi workaholic dan tidak memperhatikan Kesehatan.
Bahkan demi uang atau pekerjaan, kita rela menghancurkan hubungan dengan Sahabat yang telah kita bangun bertahun tahun lamanya.
Bukan berarti pekerjaan tidak penting, jgn sampai pekerjaan atau uang menjadi BERHALA dalam hidup kita.
Ingatlah, kalaupun kita kehilangan uang masih bisa kita cari lagi, tapi jika Keluarga sudah terjual, kemana kita membelinya lagi?
Uang hilang masih bisa dicari, tapi apa kita bisa membeli Sahabat?
Uang hilang masih bisa dicari, tapi apakah kita bisa memulihkan Kesehatan kita secara normal jika kita terkena penyakit kritis?
Jagalah prioritas hidup Anda agar tetap seimbang..:)).

???? HANYA ADA 3 HARI DALAM HIDUP INI....!!"

Yang Pertama :
HARI KEMARIN...
Kamu tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi...
Kamu tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan....
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan..; dan mengulangi kegembiraan yang
kamu rasakan kemarin...
Biarkan hari kemarin lewat;
LEPASKAN saja....

Yang kedua :
HARI ESOK...
Hingga mentari terbit esok hari,
Kamu tak tahu apa yang akan terjadi...
Kamu belum bisa melakukan apa-apa untuk esok hari...
Kamu tak mungkin tahu.., sedih atau ceria di esok hari...
Karena Esok hari belum tiba;
BIARKAN saja...

Yang tersisa kini hanyalah :
HARI INI...
Pintu masa lalu telah tertutup...
Pintu masa depanpun belum tiba...
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini...
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal untuk hari ini..., Bila kamu mampu
melupakan hari kemarin...
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari...

Hiduplah HARI INI...
Karena, masa lalu.. dan masa depan.. hanyalah permainan pikiran yang
rumit....

Hiduplah apa adanya...
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati.. dan rasa hormat.., Meski
mereka berlaku buruk pada kamu...

Sayangilah seseorang sepenuh hati hari ini.., karena mungkin besok cerita
sudah berganti....

Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pada orang lain... bukan karena
siapa mereka..., tetapi karena siapakah diri kamu sendiri....

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu...
Atau masa depan membuatmu bingung....

Apapun yang akan kamu kerjakan.., lakukan dengan segenap hatimu... Sepenuh
jiwa ragamu..

Berterima kasihlah pada orang yang telah melukai hatimu, karena dia telah
membuat hatimu kuat.

Berterima kasilah pada orang yang telah membohongimu, karena dia membuat
hidupmu makin bijaksana.

Berterima kasihlah pada orang yang telah membencimu, karena dia yang
mengasah ketegaranmu.

Dan berterima kasilah pada orang yang telah menyayangimu, karena itulah
ANUGERAH TERINDAH dlm hidupmu. (y)

Minggu, 04 November 2012

Pentingnya Pendidikan Moral

Pendidikan Sebagai  Tempat Mendidik Moral Generasi Muda di Indonesia

Indonesia butuh pendidikan moral, pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral ? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Belum lama ini marak terjadi tauran antar pelajar dan mahasiswa. Hal ini sangat disayangkan berhubung tempat tersebut merupakan lingkungan pendidikan, namun yang terjadi adalah aksi saling menyerang, melukai, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Dimana letak moral pelajar bangsa Indonesia ?? dan siapa yang harus disalahkan ?? apakah lembaga pendidikan atau orang tua ??

Untuk membentuk karakter penerus Bangsa diperlukan para pengajar yang bermoral dan berintelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri. Jika para guru bangsa sudah bermoral dan inteleknya tak diragukan lagi, tinggal mentransfer ilmu intelek dan moralnya kepada para anak didiknya. Oleh karena itu, pendidikan moral harus berdampingan dengan pendidikan agama sebagai dasar atau pondasi iman seseorang, karena pada dasarnya “orang yang memiliki iman yang baik tidak akan menyakiti bahkan menyinggung perasaaan orang lain”


Pendidikan moral dan intelek harus seimbang karena, untuk apa seseorang memiliki intelek yang tinggi namun tak bermoral, begitupun sebaliknya. Intelek dibutuhkan untuk menentukan arah dan tujuan hidup seseoranng, sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga sehingga tidak mudah rapuh. Jadi pendidikan moral dan intelek keduanya harus saling melengkapi demi terwujudnya generasi penerus bangsa Indonesia yang unggul dan berkarakter.


Senin, 29 Oktober 2012

Resume Film "Kita Versus Korupsi"

“Kita Versus Korupsi”


Rumah Perkara
Film ini menceritakan seseorang yang telah terpilih menjadi Lurah, bernama Yatna, dan di awal Yatna terpilih menjadi Lurah, Yatna berjanji akan melindungi penduduk dan mensejahterakan dan memakmurkan desa tersebut.
Namun, pada masanya Yatna menjadi Lurah, seorang Camat yang sangat berpengaruh terhadap terpilihnya Yatna, menginginkan desa tersebut digusur dan diubah menjadi hunian perkotaan yang mewah. Karna Yatna merasa hutang budi terhadap Camat tersebut, maka, Yatna menyetujui desa tersebut digusur. Namun, seoarang janda yang juga simpanan Yatna dan tinggal di desa tersebut, tidak mau menyerahkan rumahnya digusur begitu saja, maka suruhan dari Camat tersebut  membakar rumah wanita simpanan Yatna (janda), namun Ela nama janda tsb, tetap berdiam diri membiarkan dirinya terbakar bersama rumahnya. Tanpa diduga anak Yatna pun hasil dari pernikahan dengan istri pertama, yang sebelumnya telah mengenal Ela, ikut masuk kedalamnya dan tidak bisa terselamatkan bersama kobaran api. Setelah itu, Lurah yang telah berkhianat itu  pun menangis, Yatna menyesal dia tidak bisa menepati janjinya (amanah) sebagai seorang Pemimpin, dan dia pun bisa menjadi Lurah karena bantuan Camat tsb, bukan karna hasil murni. Akhirnya, bukan hanya Ela, anaknya pun menjadi korban karna keegoisannya.


Psssstttt.....Jangan Bilang Siapa-Siapa!!!!!!!!!!!!!!!
Film ini berkisah tentang 3 orang wanita pelajar SMA, dan memiliki karakter yang berbeda-beda. Mereka sedang beristirahat di kantin sekolah mereka. Salah seorang dari mereka ternyata telah menjadi kepercayaan seorang guru, namun dalam hal negative. Murid tersebut ditugaskan untuk manjual buku pelajaran kepada teman-temannya, dengan imbalan berupa uang, bahwa siapa yang membeli buku pelajaran tersebut, murid itu secara otomatis akan mendapatkan nilai. Ternyata, Guru tersebut juga mendapat perintah dari Kepala Sekolah, agar mendapat keuntungan dari para muridnya dengan menjual buku itu dengan harga yang lebih tinggi dan imbalannya berupa nilai. Disamping itu, pelajar tersebut dan temannya pun sudah terbiasa melakukan kebohongan kepada orang tuanya, dengan meminta uang untuk kepentingan pribadi dengan mengatas namakan kepentingan sekolah. Ternyata dilingkungan keluarga pun, Ibunya berbohong lagi kepada suaminya dengan melebihkan jumlah uang yang diminta anaknya. Bahkan suaminya pun bekerja dalam lingkungan pekerjaan yang demikian.
Betapa sangat disayangkan dalam lingkungan keluarga, sekalipun pendidikan, korupsi telah merajalela dan bersumber dari yang teratas atau akarnya.


“Selamat Siang Risa”
Sepasang suami istri, yang dikaruniai 2 orang anak. Suaminya adalah seorang pegawai di gudang beras . Pada saat itu keluarga tsb mendapat ujian yang sangat berat, mereka sangat membutuhkan uang, karena anak bungsu mereka sakit, bahkan beras untuk mereka makan pun sudah habis. Lalu seorang bos besar ingin menyewa gudang beras tersebut untuk menimbun beras karena dalam waktu dekat harga beras akan naik, lalu bos yang berniat jahat tersebut memberi sogokan uang agar dia diberikan izin untuk memakai gudang tersebut. Dengan hati yang sungguh mulia, walaupun dalam keadaan himpit, dan sangat membutuhkan uang untuk anaknya berobat, suami tersebut tetap menolak gudang tempat dia bekerja dipakai sebagai tempat penimbunan beras, dan dia tidak menerima uang sogokan tersebut. Hal ini pula yang menjadi dasar ketika anaknya tumbuh menjadi seorang yang dewasa dan bekerja sebagai Kabag Perizinan, ketika disogok, dia pun menolak, karena dia belajar dari pengalaman ayahnya, yang tetap pada pendiriannya untuk menolak hal-hal yang berupa sogokan atau merugikan rakyat.


“Aku Padamu”
Filim ini berkisah tentang sepasang kekasih, yang pergi dari rumah karena mereka ingin menikah secara diam-diam dibawah restu orang tua. Ternyata mereka tidak bisa melangsungkan pernikahan dengan begitu saja, tetapi harus melewati beberapa prosedur yang telah ditetapkan. Namun pria ini tetap bersikeras ingin melangsungkan pernikahan secepatnya, melalui jalur ilegal, yaitu memberi sogokan kepada seorang calo. Akan tetapi Laras, adalah kekasih dari pria tersebut, menolak untuk melakukan itu. Laras ingin melangsungkan pernikahan dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. Karena Laras belajar dari pengalaman seorang guru Sekolah Dasarnya yang bernama Markun. Guru tersebut berpesan bahwa “rumah adalah cerminan diri kita” . Guru tersebut pun  rela membuat dirinya susah hanya karna dia menolak untuk menyogok ayahnya Laras, agar bisa memberikan SK mengajar kepada dirinya. Namun sampai akhir hayatnya guru tersebut tetap berusaha mengajar dengan caranya sendiri tanpa menyogok atau melalui jalur ilegal lainnya. Pada akhirnya pria tersebut sadar dan mengikuti Laras untuk menikah dengan jalan dan cara yang benar sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. 


“Kesimpulan”

Dari keempat cerita di atas dapat kita lihat bahwa korupsi bisa terjadi dimana-mana dan kapan saja. Tidak menutup kemungkinan di lingkungan pendidikan pun korupsi telah menjadi penyakit, yang terpenting adalah lingkungan keluarga, karena dalam keluarga adalah awal seseorang tumbuh dan berkembang dengan cara yang baik atau buruk. Karena “Rumah Adalah Cerminan Diri Kita” . kebohongan yang dimulai dari hal terkecil akan berakibat besar di kemudian hari. Korupsi bisa merajalela karena bersumber dari yang teratas atau akarnya. Maka, mari kita mulai kebaikan dari dalam diri kita sendiri, katakan tidak untuk korupsi, berlaku jujurlah dimanapun kita berada dan sesulit apapun keadaan kita.

Resume Film "Kita Versus Korupsi"

Minggu, 28 Oktober 2012

Abad 21

Guru Pada Masa Abad 21

Pada saat ini di abad ke 21, dimana peranan Guru sebagai seorang Pendidik akan mengalami pergeseran dengan semakin luasnya perkembangan informasi dan teknologi . Guru bukan hanya sekedar pengajar atau pendidik yang mana siswa hanya menerima pelajaran dari guru, tetapi bisa juga sebagai sahabat dalam belajar, teman sharing, berbagi informasi terhadap perkembangan zaman, dan sebagai seorang guru harus mampu memahami keadaan siswa, memperhatikan kemajuan siswa agar dapat membantunya ke arah perkembangan optimal . Terutama pada saat ini dengan semakin maraknya dan bebasnya perkembangan teknologi dapat di peroleh dengan mudah melalui internet, maka Guru sangat berperan penting dalam memberikan arahan, bimbingan, nasehat, agar siswa tidak salah dalam menanggapi kemajuan-kemajuan yang ada.
Karena siswa adalah generasi penerus bangsa, maka guru sebagai pemberi informasi, pengetahuan, dan penyampai pesan, maka peranan Guru semakin signifikan, karena suatu bangsa yang berhasil tidak luput dari peran seorang Pengajar atau Pendidik. Dan menurut pengetahuan saya, saat ini kesejahteraan guru sangat diperhatikan oleh Pemerintah. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pendidikan. Maka tak heran, banyak sekali orang yang berlomba ingin menjadi guru. Banyak yang berjuang untuk memperoleh sertifikat sebagai Guru. Walaupun demikian, tetap saja untuk dapat menjadi seorang tenaga pengajar yang profesional itu tidak mudah. Guru harus dapat memahami karakter siswa, guru harus lebih pintar dari siswa, dalam arti, tidak semua siswa memiliki kemampuan yang baik, tidak semua siswa memiliki semangat yang tinggi, rajin, disiplin, pintar, sopan santun, dll, mereka lahir dengan karakter yang berbeda-beda. Maka sebagai guru haruslah bisa mensiasati agar apa yang di sampaikan guru kepada murid dapat diterima dengan baik.
 
Semoga apa yang telah dilakukan guru dan pengabdiannya terhadap dunia pendidikan dapat mencetak atau menghasilkan para generasi Bangsa yang unggul, sukses, dan mampu membawa Bangsa ini kepada kemajuan yang lebih baik lagi.
 
Teachers In The 21st Century

At this time in the 21st century, where the role of the teacher as an educator will experience a shift to the broader development of information and technology. Teacher is not just a teacher or educator where students only receive lessons from teacher, but could also be a friend of learning, sharing friends, sharing information to the times, and as a teacher must be able to understand the state of the students, attention to students progress in order to help to optimal development direction. Especially at the moment with the rise of technology and independent development can be obtained easily through the internet, the teacher plays an important role in providing direction, guidance, advice, so that students dont respond to any of the existing progress.
 
Because of students are the next generation, then the teacher as a conduit of information, knowledge, and a messenger, the role of the teacher increasingly significant, because as a nation that successful didn’t escape the role of a teacher or educator. And to my knowledge, at this time teachers welfare is considered by the Government. The Government made many efforts to improve the educational welfare. So no wonder, so many people are competing to become teachers. Many are struggling to obtain a certificate as a teacher. However, still to become a professional teaching force was not easy. Teacher must be able to understand the character of students. Teachers have to be smarter than the students, in a sense, not all students have good skills, not all students have high spirits, diligent, disciplined, smart, polite, etc. They are born with different characters. So as a teacher in order to be able to anticipate what is conveyed to the students from teachers were well received.
 
Hopefully, what teachers do and devotion to education can result in the generations of print or Nation is superior, successful, and able to bring this Nation to progress better.